Halaman

Rabu, 07 Desember 2011

Salah Posisi, Laptop Bisa Merusak Kualitas Sperma


Belum lama ini, seringkali sejumlah ahli medis mengingatkan agar para pengguna laptop untuk tidak menggunakannya dengan posisi memangku di atas paha. Alasannya, posisi tersebut dapat mempengaruhi kesehatan kulit seseorang, karena kulit paha bisa menjadi belang karena panas yang ditimbulkan laptop.
Kini ahli medis dari New York State University, AS, Yefim Sheynkin kembali mengingatkan bahaya penggunaan laptop dalam posisi tersebut, khususnya bagi para pria. Panas yang ditimbulkan laptop dapat mempengaruhi kualitas sperma para pria pengguna laptop yang memangku laptopnya saat penggunaan.

Ketika pria meletakkan laptop di pangkuan, panas laptop akan merusak fungsi bagian-bagian tubuh pria, yang pada gilirannya dapat merusak sperma. Dalam studi yang dilakukan baru-baru ini, digunakan termometer untuk mengukur suhu scrotum (kantung yang terdiri dari kulit dan otot yang membungkus testis) dari 29 pria muda yang menggunakan laptop di pahanya, walaupun menggunakan alas untuk menstabilkan komputer lipat itu. Suhu dari scrotum para pria tersebut ternyata meningkat secara cepat, meski mereka hanya menggunakan laptop dalam waktu 15 menit saja. Para peneliti mencatat bahwa panas yang meningkatkan bagian scrotum pria lebih dari satu derajat celcius saja telah cukup untuk merusak sperma. Peneliti melihat setelah satu jam pemakaian laptop di atas paha dan lutut, hal tersebut ternyata telah menaikkan suhu di testis lebih dari 2,5 derajat Celcius.

Sinyal WiFi, Bisa Sebabkan Kemandulan? 

Sperma yang terpapar WiFi, akan mengalami penurunan kemampuan gerak menuju sebuah sel telur...

Baru-baru ini, sebuah penelitian ilmiah memperkirakan bahwa laptop yang terhubung secara nirkabel ke internet, dan diletakkan di paha dekat dengan testis dapat menurunkan tingkat kesuburan pria. Avendano, Mata, Sanchez Sarmiento dan Doncel, adalah empat ilmuwan Argentina yang melakukan penelitian tersebut dengan menempatkan sperma sehat di bawah laptop yang terkoneksi pada WiFi.
Setelah empat jam, sperma yang terpapar sinyal WiFi tersebut menunjukkan penurunan signifikan dalam kemampuan sperma untuk bergerak maju, juga peningkatan fragmentasi DNA. Kondisi tersebut sangat berbeda bila dibandingkan dengan sperma sehat yang disimpan pada waktu dan suhu sama, namun jauh dari komputer.
Seperti dilansir melalui International Business Times, Rabu (30/11/2011), keadaan tersebut mengindikasikan sperma yang terpapar WiFi, akan mengalami penurunan kemampuan gerak menuju sebuah sel telur, dan jika mampu membuahi pun, sperma tersebut hanya memiliki sedikit DNA pria.Sementara itu, sebuah tes terpisah menunjukkan bahwa menempatkan sperma di dekat komputer (tanpa WiFi) tidak menyebabkan kerusakan yang sama. 



ww.tnol.co.id/id/bugar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar