Halaman

Sabtu, 10 Desember 2011

Gerhana Bulan Terakhir

Sudah punya acara malam mingguan? Ada baiknya Sabtu 10 Desember 2011 malam nanti memasukkan agenda menyaksikan gerhana bulan. Inilah gerhana total terakhir yang dapat disaksikan di Indonesia hingga tujuh tahun ke depan.


Berbeda dengan gerhana bulan total pada Juni lalu, yang mengubah rona bulan menjadi merah darah, gerhana kali ini menciptakan bulan jauh lebih gelap. Warna merah kehitaman ini terjadi karena bulan berada di bagian terdalam bayangan bumi. Seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan fenomena yang baru bisa disaksikan lagi pada 2014 itu pada 10 Desember 2011.
Seluruh prosesi masuknya bulan ke dalam bayangan bumi, yang terhitung sebagai siklus Saros ke-135, akan berlangsung selama hampir enam jam. Siklus Saros adalah perulangan pola gerhana setiap 18 tahun.
Proses gerhana dimulai ketika bulan memasuki bayangan kabur bumi pada pukul 18.33 WIB. Saat itu bulan baru terbit di ufuk timur ketika cahaya matahari masih berpendar di langit. Pemandangan ini akan menjadi pengalaman mengesankan karena purnama yang terlihat besar di dekat horizon akan dilapisi layar langit kebiruan.
"Gerhana mulai saat magrib sehingga bisa menjadi obyek fotografi yang bagus," ujar Direktur Observatorium Bosscha Hakim Lutfi Malasan saat dihubungi kemarin.
Bulan mulai memasuki bayangan gelap bumi pada pukul 19.45 WIB. Selama 80 menit selanjutnya permukaan bulan perlahan ditelan bayangan gelap bumi. Totalitas terjadi mulai pukul 21.06 WIB, ketika seluruh permukaan bulan masuk ke bayangan gelap bumi.
Fase total akan terjadi selama 51 menit dengan puncak gerhana pada pukul 21.32 WIB. Saat totalitas, bulan berada pada ketinggian 60 derajat dari horizon timur.
"Bulan pada ketinggian ini sangat nyaman dilihat," ujar Hakim.
Gerhana bulan total kali ini dipastikan lebih banyak menyedot perhatian masyarakat ketimbang gerhana bulan pada Juni lalu. Alasannya, gerhana terjadi saat prime time (waktu utama), yaitu dari magrib hingga menjelang tengah malam.

"Gerhana kali ini terjadi saat masyarakat masih terjaga dan sedang bersantai menikmati malam Minggu," ujar dia.

Setelah bersembunyi di balik bayangan gelap, bulan perlahan menampakkan wujud mulai pukul 21.57 WIB. Seluruh permukaan bulan keluar dari bayangan gelap pada pukul 23.18 WIB. Prosesi gerhana berakhir pada Minggu, 11 Desember, pukul 00.30 WIB.

Sayangnya, faktor cuaca berpotensi merusak peluang masyarakat menikmati gerhana bulan total kali ini. Bulan Desember berada di tengah musim hujan sehingga tutupan awan akan lebih tinggi. Meski demikian, faktor cuaca lebih banyak ditentukan oleh faktor lokal. Beberapa lokasi bisa saja sangat cerah sehingga bisa menyaksikan seluruh fase gerhana.

Dua provinsi yang sangat mungkin bebas tutupan awan adalah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sebab, catatan satelit memperlihatkan bahwa daerah ini berhawa lebih kering dibanding lokasi lain di Indonesia. Begitu pula Bandung dan Lembang, biasanya tertutup awan selepas tengah malam, sehingga masih mungkin menyaksikan tahapan gerhana.

Mendung yang membayangi diharapkan tak menyurutkan antusiasme masyarakat menyaksikan gerhana. Fenomena langka ini baru bisa disaksikan lagi pada enam tahun mendatang, yaitu pada 31 Januari 2018. Sebenarnya selama periode "kosong" itu terdapat tiga kali gerhana bulan, antara 2014 dan 2015. Tapi pemandangan bulan ditelan bayangan itu hanya bisa disaksikan di sebagian Indonesia, itu pun tak seluruh fase bisa terlihat.

Jika langit mendung, Observatorium Bosscha dan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyiapkan fasilitas live streaming melalui halaman situs kominfo Tayangan langsung gerhana ini disiarkan dari enam titik pengamatan di seluruh Indonesia, yaitu Lembang, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Pekanbaru, dan Mataram.

"Titik pengamatan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia membuka potensi kondisi langit yang lebih cerah," kata dia.

Juni lalu, tayangan langsung gerhana mendapat sambutan dari masyarakat. Itu terbukti dari tingkat kunjungan halaman Internet yang mencapai 5.000 pengunjung secara bersamaan. Membeludaknya jumlah pengunjung sempat melumpuhkan dua server yang disediakan Kementerian.

Belajar dari pengalaman tersebut, Kementerian meningkatkan kapasitas server menjadi tiga unit ditambah dengan peningkatan bandwidth dan resolusi gambar. Dengan demikian, tayangan langsung gerhana melalui Internet diharapkan bisa lebih lancar.

Selain enam wilayah tersebut, dua planetarium mengadakan kegiatan pengamatan bersama. Planetarium Jakarta di Cikini membuka pintu buat masyarakat yang akan menyaksikan gerhana bersama-sama. Beberapa teleskop jinjing telah disiapkan untuk pengamatan yang dilakukan di atas atap planetarium. Sementara itu, pengamatan yang sama dilakukan di Planetarium Tenggarong, Kalimantan Timur. Satu teleskop disiapkan untuk dipakai guna pengamatan bersama.



http://forum.kompas.com/teras/51658-saksikan-fenomena-gerhana-bulan-terakhir.html

Jumat, 09 Desember 2011

Tips Mengetahui Ciri-Ciri Uang Palsu

Nah, untuk mengetahui uang kita palsu atau asli, ada beberapa tips menarik yang saya dapatkan dari link di internet, berikut ulasannya…

# Mengetes uang Rp 100.000 – 50,000 dan 20,000 an
1. Lipat menjadi 4 bagian secara simetris memanjang
2. Tekan uang tersebut dengan perasaan secukupnya
3. Buka perlahan-lahan lipatan uang tsb
4. Bila kacamata Bung Hatta,WR Supratman atau Ki Hajar pecah berarti palsu
5. Khusus 50.000 an, periksa teks lagunya, kalau bukan Indonesia raya
pasti palsu
# Mengetes uang Rp. 10,000
1. Lipat menjadi 4 bagian secara memanjang
2. Tekan uang tersebut dengan tekanan secukupnya
3. Kalau uangnya jadi basah karena kawahnya tumpah; atau kalau konde Cut
Nyak Dien lepas berarti palsu
# Untuk uang Rp.5000
1. Ambil sisir rambut di rumah, kemudian gesekkan pada uang tersebut.
2. Apabila jenggot Imam Bonjol rontok berarti palsu. Apabila tambah
panjang berarti palsu juga!!
# Untuk ngetes palsu-tidaknya seribuan – 1.000
Cari SD Negeri terdekat, cukup taruh di trotoar depan sekolah, kalau
hilang berarti asli….
# Uang 500 an kertas agak susah dites, karena anak-anak SD aja sudah
nyuekin, satu-satunya cara adalah remes kenceng2, kalau monyetnya teriak
berarti palsu.


hhehehe just kidding...:p

Rabu, 07 Desember 2011

Belajar bahasa Madura yokkk.....

gara-garanya neh punya temen orang jawa truz pengen di ajari bahasa madura,,sekalian deh di share wat semuanya...hhehehe
nehh sedikit kosa kata dalam bahasa madura.....:)


Dhe’ remma kabereh? (huruf ‘e’ dibaca seperti kata telan, sedangkan ‘b’ terbaca seperti bh) = apa kabar..
Beremma kabereh? = apa kabar? (dialek Sumenep)
Bheres = sehat
Ta’ tao / ta’ oneng = tidak tahu
Atore/ tore = silahkan
Glenon = permisi
Pora = permisi (jika melintas)
Iye (kasar), engghi (halus) = iya
Je’ (kasar), bunten (halus) = tidak
Ghi ta’ / ghi bellon = belum
Dhimma? = dimana?
Kamma? = kemana?
Arapa ? / Ponapa? (halus) = kenapa?
Dhe’ remma/ Beremma? = bagaimana?
Apa ? / napa? (halus)= apa?
Sémma’? = yang mana?
Sapa?/ Paséra? (Halus) = siapa?
Bhille? = kapan?
Berempa’? / Saponapa? (halus) = berapa?
Bedhe = ada
Mattor sakalangkong = terima kasih
Dhe’-padhe’ = sama-sama
Nyo’on sapora = minta maaf
Gu’ –lagghu’ = besok
Kene’ = kecil
Rajeh = besar
Tengghi = tinggi
Naek, ongge = naik
Toron = turun
Ta’ andhi pesseh = nggak punya uang
Ongghu = sungguh
Raddin = cantik
Bhegghus = bagus
Sengko’ (biasa)/ Bhule (menengah)/ bedhen kaule (halus) = saya
Be’en/Be’na(Sumenep)/Hedheh(Bangkalan)/Kakèh(Sampang)/Kao(Kangean)/sampeyan(menengah)/ panjenengngan (halus) = anda
Berempa’ arghena paona? (biasa) = berapa harga mangganya?
Saponapa argheneppon paona? (halus) = berapa harga mangganya?
Étaber ghi = ditawar ya?
Ngoca’ / acaca = berbicara
Atanya = bertanya
Aberri = memberi
Asalat = sembahyang
Meyara = memelihara
Adhenga’ = mendengar
Maenga’ = mengingat (dari kata enga’)
Kasokan = menyukai (untuk lawan bicara)
Terro = menyukai, mencintai (untuk diri sendiri)
Menta’ / nyo’on = meminta
Mollèh = pulang
Alakoh = bekerja
Ngangguy = memakai
Entar = pergi
Ajalan (baca ajhelen) = berjalan
Len-jhelen = berjalan-jalan
Aghelle’ = tertawa
Nenggu = menyaksikan, menonton
Aromat = merawat
Ngakan (kasar)/ adha’ar (halus)/ nedheh (halus) = makan
Ngenom = minum
Tedhung = tidur
Melleh = membeli
Ajuwal = menjual
Ataber = menawar
Soh-lesoh = beristirahat, bersandar
Noles = menulis
Maca = membaca
Nyare = mencari
Ngaonengagi = mengetahui
Narema = menerima
Alorok = ngluruk, menuju
Ngadebhi = menghadapi
Mele = memilih
Nanges = menangis
Atemmo = bertemu
Dhu-mabudhu = berlagak bodoh
O- matao = berlagak pintar/ sok tahu
Asowara = bersuara
Ngalakone = melakukan
Ngarte = mengerti
Atellor = bertelur
Ngeremme = mengeram
Aleburan = menyenangi
Abillai = membela
Abidaagi = membedakan
Nonggu, atonggu = menunggu
oreng = orang 
tadha' = tidak ada
Acaca = Bicara


Angka-angka
Settong = Satu
Dhuwwe’ = Dua
Tello’ = Tiga
Ampa’ = Empat
Lemma’ = Lima
Enem = Enam
Petoh = Tujuh
Bhellu’ = Delapan
Sanga’ = Sembilan
Sapoloh = Sepuluh
Sebheles = sebelas
Dhu’bheles = duabelas
Dhupolo = duapuluh
Selekkor = duapuluh satu
Dhuwelekkor = duapuluh dua
Tello’lekkor = duapuluh tiga
Ampa’lekkor = duapuluh empat
Seghemmi’ = duapuluh lima

KATA BENDA :
air = aeng
nasi = Nase’
garam = buje
botol  = butol
bantal = bental
guling = guling
kasur = kasor
seprei = soprei
selimut = sapo’
lemari = lomareh
laci = laci
kaca = kacah
sisir = soroi
bedak = bede’

warna
cele'ng = hitam
pote = putih
koning = kuning
biruh = biru
biruh deun = hijau
mera = merah
bungoh = ungu

semangken ghi....:D

Inilah Kisah Cinta Sepasang Cicak Yang Sangat Mengharukan

Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dan kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 1O tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun. Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.
Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dan tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu! Bagaimana dia makan? Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu dan mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya.... AHHHH!! Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.


 

http://www.ikadanewsonline.com/2011/11/inilah-kisah-cinta-sepasang-cicak-yang.html

Renungan 'Sebuah Kisah Nyata, Yu Yuan Gadis Kecil Berhati Malaikat' Mengharukan...

Kisah ini terjadi pada tahun 2005 seorang gadis kecil di China yang menderita penyakit leukemia ganas, tetapi mempunyai hati bak seorang malaikat. Setelah mengetahui penyakitnya tidak dapat disembuhkan lagi, ia rela melepaskan semuanya dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang masih punya harapan serta masa depan.
Sebuah kisah nyata tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah “Saya pernah datang dan saya sangat penurut”. Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia.
Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya. Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.
Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12. Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “Saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian, papanya memberikan dia nama Yu Yan. Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh.
Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa. Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah. Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. 

Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”. Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”
Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini”. Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar.
Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin. Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang. Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang. Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan, tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. 

Ada seorang teman di-email bahkan menulis: Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta. Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya.
Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung. Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan. Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.
Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: “Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati”. Yu Yuan kemudia berkata : “Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati”. Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.” Fu Yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan. Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong.... dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. “Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh”. Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya. Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. 

Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain. Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah……………” demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut. Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa-mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan. Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.
Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian. Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan, kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.


http://www.ikadanewsonline.com/2011/11/renungan-sebuah-kisah-nyata-yu-yuan.html